Sahabat Terakhir Wafat di Madinah
Nama beliau adalah Jabir bin
Abdullah bin Haram bin Tsa’labah bin Ka’ab, beliau lahir 16 tahun
sebelum hijrah , nasabnya berakhir pada Khajraj. Sahabat Jabir dikenal
dengan julukan Abu Abdillah Al-Ansori, ahli fiqih dan mufti Madinah pada
saat itu.
Beliau memiliki kunyah Abu Abdillah ada yang mengatakan
Abu Abdurrohman dan ada yang mengatakan Abu Muhammad. Beliau adalah
sahabat yang akhir wafat di Madinah disamping itu beliau juga
berprofesi
sebagai penulis buku pada masa awal, beliau mempunyai kitab tentang
masalah haji yang kemudian ditulis kembali oleh Imam Muslim.
Beliau banyak meriwayatkan hadits dari Rosulullah dan para sahabatnya,
diantaranya : Abu Bakar, Umar, Ali, Abu Ubaidah, Thalhah, Mu’ad Bin
Yasir, Khalid bin Walid, Abu Huroiroh, Abi Sa’id dan ummu Syarik.
Sementara rowi-rowi yang meriwayatkan hadist dari beliau sangat banyak,
diantaranya putra-putra beliau : Abdur Rohman bin Aqil, Muhammad, Sa’id
bin Musayyab, Mahmud bin Lubaid, Abu Zubair, Amr bin Dinar, Abu Ja’far
Al-Bakir, Muhammad bin Al-mulkadir, Wahab Bin Kisan, Sa’id bin Mina’,
Hasan al-Bashori, Sa’id bin Abi Hilal, Sulaiman bin Atiq, Ashim bin Amr,
Sya;bi, Urwah bin Zubair, dan Atho’ bin Abi Robah.
Pahlawan Tak Kenal Putus Asa
Jiwa kepahlawanan Jabir sudah tampak sejak beliau berusia dini, sejak
kecil beliau diajari perang oleh ayahnya Abdullah bin Amr bin Haram.
Ayah dari sahabat Jabir adalah pasukan yang sangat berani, gagah perkasa
hingga semua yang dimilikinya mulai dari jiwa, raga, nyawa dan harta
serta keluarganya diserahkan sepenuhnya pada agama Islam sehingga beliau
dijuluki dengan “ Orang yang dinaungi Malaikat”.
Kesungguhan Jabir
dalam berperang sudah tampak sejak beliau masih kecil, beliau mempunyai
keinginan yang kuat untuk ikut perang Badar tapir ayahnya tidak
mengizinkannya sebab usianya masih terlalu dini sehingga beliau diberi
tuga untuk menjaga saudara-saudar perempuannya yang berjumlah 9 orang.
Saat perang Uhud sahabat Jabir juga memaksa pada ayahnya agar
diperbolehkan ikut perang tapir lagi-lagi beliau diberi amanah untuk
menjaga saudaranya, hingga akhirnya ketika ayahnya menjadi syahid beliau
menangis karena pada saat itu beliau tidak bisa membela agma Islamdan
membantu ayahnya, namun Rosulullah berkata” Apa yang menyebabkan engkau
mengeluarkan air mata ? sementara ayahmu disurga dengan syahid lainnya
bergembira, tidakkah engkau senang aku menjadi ayahmu dan Aisyah menjadi
ibumu ?!”. Setelah kejadian iutu sahabat Jabir selalu ikut dalam
peperangan membela agama Islam melawan orang kafir dengan penuh semangat
dan tidak putus asa.
Sahabat Jabir juga termasuk salah satu dari 70
sahabat yang ikut Bai’at Aqabah yang kedua bersama orang-orang Anshor.
Dan pada saat itu beliau termasuk sahabat yang termuda usianya.
Sosok Dermawan dan Murah Hati
Meskipun sahabat Jabir dibebani tanggung jawab yang sangat berat untuk
merawat saudara-saudaranya setelah ayahnya tiada, tapir beliau tetap
berjuang keras dalam mengorbankan jiwa dan hartanya kepentingan agama,
diantara sifat-sifat dari sahabat Jabir yang paling menonjol adalah
beliau adalah orang yang murah hati, dermawan, dan juga sabar.
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Muwatto’: suatu hari ketika
sahabat Jabir berteduh dibawah pohon tiba – tiba Rosulullah datang,
sahabat Jabir pun mengajak Rosulullah untuk duduk bersamanya, dia
menghampiri sebuah wadah makanan dan mencari sesuatu didalamnya dia
hanya menemukan sebuah ketimun, lalu dipatahkanlah ketimun itu dan
disuguhkan pada Rosulullah, ketika ditanya oleh Rosul dari mana ketimun
tersebut Jabir menjawab kami membawanya dari Madinah. Hadist ini
hanyalah salah satu dari sekian banyak hadits yang menceriakan tentang
kedermawanan sahabat Jabir, beliau telah mengutamakan tempat yang teduh
untuk Rosul serta memberikan ketimun dalam keadaan patah sebagai
tambahan dalam adab.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab
sohihnya : Suatu ketika Jabir melihat rosul dalam keadaan lapar kemudian
dia pulang menuju istrinya dan menanyakan apakah ada yang bisa dimakan ?
Ia mempunyai anak domba kecil dan satu sho’ gandum lalu Jabir menyuruh
istrinya untuk menggiling gandum sementara Jabir menyembelih anak
kambing tersebut, setelah semua selesai Jabir memberi tahu pada Rosul,
dengan serentak Rosul langsung berteriak dan memberitahukan pada para
pejuang yang sedang menggali parit, bahwa sahabat punya sedikit makanan,
tapir sebelum itu Rosul berpesan agar adonan dan anak kambing jangan
dimasak dulu sebelum Rosul datang. Setelah beliau datang beliau meludahi
danm memberkati adonan roti dan daging yang ada diatas tungku
Alhamdulillah para sahabat yang berjumlah 1000 semuanya telah makan dan
masih banyak sisanya karena berkah dari rosul. Apabila kita saksikan
dari kejadian –kejadian diatas sifat dari sahabat Jabir yang paling
terkenal adalah kedermawanan dan kemurahan hati serta kesabaranya dalm
menanggung beban-beban kehidupan.
Riwayat-Riwayatnya
Sahabat
Jabir bin Abdullah termasuk urutan yang keenam dari 7 sahabat yang
paling banyak meriwayatkan hadits, beliau meriwayatkan 1540 hadits dari
Rosul, sementara ynag disepakati oleh Imam Bukhori Muslim ada 60 Hadits,
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori sendiri ada 26 Hadits, dan Imam
Muslim ada 126 Hadits. Sahabat Jabir mempunyai sebuah Majlis yang ada
dalam masjid, disitulah beliau mengamalkan hadits Rosul, sahabat Jabir
termasuk orang yang senag meneliti hadits Rosul dengan segala
kemampuanya ia kerahkan demi mendapatka kepastian mengenai sohih
tidaknya suatu hadits. Pernah beliau mendengar suatu hadits dari seorang
laki-laki kemudian beliau menjual ontanya dan uangnya dipakai sebagai
bekal diperjalanan dalam proses mencari kebenaran hadits tersebut,
setelah satu bulan beliau sampai di Syam ternyata Hadits tersebut
berasal dari Umair Al-Anshori.
Orang – Orang yang menyimpan Tulisan Jabir.
Banyak para sahabat yang menyimpan dan meriwayatkan Hadits dari Jabir
diantaranya : Abu Sufyan, Al-Ja’ad bin Dinar, Hasan Al-Bashri, Sulaiman
bin Qois, Amir As-Syi’bi, Abdullah bin Aqil, Atho’ bin Abi Robbah,
Qotadah, Mujahid, Muthorrif, Muhammad bin Al-Hanafiah dan Muhammad bin
Abu Ja’far.
Kewafatannya
Sahabat Jabir menghembuskan nafas
terakhirnya tahun 77 Hijriyah dalam usia 94 tahun, beliau adalah sahabat
yang terakhir wafat di Madinah, sebelum beliau wafat Abbas bin Usman
mengirim surat pada anak-anak Jabir agar tidak dimakamkan dulu sebelum
dia mensholatinya, hingga pada akhirnya Abbas pun datang dan
mensholatinya.